IP

Hukum Tidur Siang

Tidur Siang sangatlah penting untuk metabolisme tubuh serta menghilangkan rasa stress setelah melakukan sesuatu yang cukup berat. Akan tetapi, tidur secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Sehingga saat kita dalam keadaan tidur, kita manfaatkan dengan seefektif mungkin guna meningkatkan kembali stamina dalam tubuh kita. Serta bagaimana hukumnya tidur siang dalam agama Islam. Simak uraian berikut ini agar kita lebih tahu tentang asal usulnya hukum tidur siang tersebut.
ونومة القيلولة مستحبة عند جمهور العلماء، لقول النبي صلى الله عليه وسلم: قيلوا فإن الشياطين لا تقيل. والحديث حسنه الألباني في صحيح الجامع برقم4431.
قال الخطيب الشربيني: يسن للمتهجد القيلولة، وهي: النوم قبل الزوال، وهي بمنزلة السحور للصائم.
وقالوا في الفتاوى الهندية: ويستحب التنعم بنوم القيلولة. انتهى.
وقال في كشاف القناع: ويستحب النوم نصف النهار،
Tidur siang atau qoilulah itu hukumnya dianjurkan menurut mayoritas ulama mengingat sabda Nabi, “Hendaknya kalian tidur siang karena setan itu tidak tidur siang” [Dinilai hasan oleh al Albani dalam Shahih Jami Shaghir no 4431].
Khathib as Syarbini as Syafii mengatakan, “Dianjurkan qoilulah bagi yang hendak melaksanakan shalat tahajud. Qoilulah adalah tidur sebelum zhuhur. Qoilulah itu seperti makan sahur bagi orang yang berpuasa”. Dalam kitab Fatawa Hindiyah [mazhab Hanafi] disebutkan, “Dianjurkan untuk tidur siang”.
Dalam Kassyaf al Qana’ [kitab fikih Hanbali], “Dianjurkan tidur di pertengahan siang”.
Waktu Tidur Siang
وقد اختلفت عبارات الفقهاء في تحديد وقت نصف النهار المقصود بالقيلولة، فذهب بعضهم إلى أنها قبل الزوال وذهب بعضهم إلى أنها بعده، قال الشربيني الخطيب: هي النوم قبل الزوال. انتهى.
وقال المناوي: القيلولة: النوم وسط النهار عند الزوال وما قاربه من قبل أو بعد. انتهى.
وقال البدر العيني: القيلولة معناها النوم في الظهيرة. انتهى.
Para ahli fikih berselisih pendapat tentang pertengahan siang yang menjadi waktu istirahat siang (qoilulah). Sebagian ulama berpendapat sebelum zawal (gesernya matahari ke arah barat, pent) dan ada yang berpendapat sesudah zawal. As Syarbini al Khathib mengatakan “Qoilulah adalah tidur sebelum zawal”. Al Munawi mengatakan, “Qoilulah adalah tidur di pertengahan siang, saat zawal dan sedikit sebelum dan sesudahnya”. Al Badr al Aini mengatakan, “Qoilulah adalah tidur di tengah siang”.
والذي يُرجح أن القيلولة هي الراحة بعد الزوال -يعني بعد الظهر- ما رواه البخاري ومسلم عن سهل بن سعد رضي الله عنه قال: ما كنا نقيل ولا نتغذى إلا بعد الجمعة في عهد النبي صلى الله عليه وسلم. واللفظ لمسلم.
Dalil yang menunjukkan bahwa yang benar adalah pendapat yang mengatakan bahwa qoilulah adalah istirahat setelah zawal alias setelah shalat zhuhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Saad, “Tidaklah kami melakukan qoilulah dan menyantap makan siang kecuali setelah selesai shalat Jumat di masa Nabi”.

0 Comment:

Posting Komentar