Masa Peradaban Manusia
1. Pengertian Masa Praaksara
Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal
tulisan. Masa praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah. Kehidupan
manusia pada masa praaksara disebut sebagai kehidupan manusia purba. Manusia muncul
di permukaan bumi kira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya
berkali-kali pengesan atau glasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen.
2. Kurun Waktu Masa Praaksara
Kurun waktu pada masa praaksara diawali sejak manusia ada
dan berakhir sampai manusia mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara setiap
bangsa tidaklah sama. Bangsa Mesir telah mengenal tulisan. Sebaliknya, bangsa
Australia baru mengenal tulisan sekitar awal abad ke-20. Berarti penduduk asli
bangsa Australia aru meninggalkan masa praaksara pada awal abad ke-20.
Bangsa Indonesia meninggalkan masa praaksara kira-kira
pada tahun 400 masehi. Hal ini diketahui dari adanya batu bertulis yang
terdapat Muara Kaman, Kalimantan Timur. Prasasti tersebuttidak berangkat tahun,
namun bahasa dan bentuk huruf yang dipakai member petunjuk bahwa prasasti itu
dibuat sekitar tahun 400 Masehi.
a. Lingkungan alam pada masa praaksara
Keadaan
alam di muka bumi selalu berubah-ubah, yang disebabkan oleh hal-hal berikut.
1) Orogenesis atau gerakan pengangkatan kulit bumi.
2) Erosi atau proses pengikisan lapisan kulit bumi yang
disebabkan oleh angin, air hujan, dan aliran air sungai
3) Vulkanisme atau kegiatan gunung berapi
Masa praaksara disebut zaman es atau kala plestosen, dimana
bagian barat Indonesia berhubungan dengan daratan asia tenggara, sedangkan
bagian timur wilayah Indonesia berhubungan dengan Australia.
Kala plestosen berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10 ribu
tahun yang lalu. Dalam keseluruhan sejarah bumi, kala plestosen merupakan masa
geologi yang paling muda dan singkat. Akan tetapi, bagi sejarah umat manusia,
kala plestosen merupakan merupakan bagian yang paling tua.
Pada masa plestosen, suhu di bumi menurun dan gletser yang
biasanya hanya terdapat di daerah-daerah kutub serta puncak gunung dan
pegunungan tinggi meluas, sehingga daerah yang berdekatan dengan tempat-tempat
tersebut dan tempat-tempat lain tertutup oleh lapisan es, misalnya di daerah
Amerika, Eropa dan Asia serta pegunungan tinggi lainnya.
Akibat dari masa pengesan pada zaman plestosen adalah
turunnya permukaan laut sehingga laut yang dangkal berubah menjadi daratan.
Daratan-daratan baru inilah yang berperan sebagai jembatan bagi manusia dan
hewan dalam melakukan perpindahan ke daerah lain untuk menghindari bencana dan
mencari sumber makanan baru.
b. Awal kehadiran manusia
Menurut hasil penelitian ahli purbakala, diperkirakan
manusia muncul sekitar 3 juta tahun yang lalu bersamaan terjadinya proses
glasisasi atau pengesan daratan di bumi, yang disebut kala plestosen. Pada masa
itu terjadi penurunan suhu di bumi sehngga sebahagian besar daratan di kawasan
Amerika, dan Asia Eropa ,dan Asia tertutup lapisan es. Dengan kondisi alam yang
demikian menjinakkan hewan/berburu hewan dan bercocok tanam serta dengan
membuat alat-alat sederhana untuk membantu kegiatan hidupnya.
c. Kehidupan pada masa praaksara
Daerah daratan Sunda lebih banyak dihuni manusia daripada
daratan Sahul. Pola kehidupan manusia pada masa plestosen adalah kegiatan yang
berkaitan dengan mengumpulkan makanan dan berburu. Mereka menggunakan alat-alat
sederhana yang dibuat dari batu, tulang dan tanduk.
Kondisi hewan pada masa plestosen tidak banyak berbeda
dengan kehidpan manusia, yakni bahwa hidup hewan bergantung pada keadaan iklim
dan tumbuh-tumbuhan. Tiap perubahan iklim dapat mengakibatkan berubahnya atau
berpindahnya kelompok hewan. Di sapmping itu, adanya bencana alam juga
menyebabkan proses berpindahnya hewan ke daerah lain.
Pada masa plestosen tingkat kehidupan manusia sangat
bergantung pada alam dan kemampuan manusia dalam taraf berburu dan mengumpulkan
bahan makanan dari hasil alam sekitarnya. Oleh karena itu lenyapnya berbagai
jenis hewan disebabkan karena usaha perburuan yang dilakukan manusia.
Migrasi hewan dan manusia dari dataran Asia ke kepulauan Indonesia
dimungkinkan karena terbentuknya paparan Sunda di sebelah barat dan paparan
Sahul di sebelah timur pada kala plestosen akhir dan plestosen sebagai akibat
turunnya permukaan laut.
Bagian barat yang mencakup Jawa, Sumatra dan Kalimantan
bergabung dengan Asia. Sedangkan bagian timur yang mencakup Papua dan
sekitarnya bergabung dengan Australia.
3. Jenis-Jenis manusia pada masa praaksara
Manusia pada masa praaksara tidak mewariskan
peninggalan-peninggalan, namun kehidupannya dapat diketahui dari sumber-sumber
informasi sebagai berikut.
a. Hasil penggalian fosil
Fosil adalah sisa-sia tumbuhan, hewan, dan bagian tubuh
manusia yang telah membatu. Dengan ditemukannya fosil manusia merupakan
petunjuk adanya kehidupan manusia pada masa praaksara. Fosil tersebut dinamakan
fosil pandu.
b. Tempat perlindungan di bawah karang (abris
sous rouches)
Tempat perlindungan di bawah karang berbentuk gua, dan
merupakan tempat perkampungan manusia pada masa praaksara yang hanya ditempati
sementara waktu. Gua karang tempat perlindungan manusia praaksara dinamakan abris
sous rouches. Di daerah tersebut ditemukan berbagai alat-alat dari batu,
tulang, tanduk, dan kerang. abris sous rouches banyak ditemukan di
Teluk Triton (Papua), Pulau Seram (Maluku), dan di gua Leang-Leang (Sulawesi
Selatan).
c. Dapur sampah (kjokkenmoddinger)
Salah satu jenis makanan manusia pada masa praaksara adalah
kerang. Kulit kerang tersebut banyak dibuang di tempat-tempat tertentu, yang
disebut sebagai dapur sampah atau kjokkenmoddinger. Di dapur sampah
tersebut berupa bukit kerang dan sering diketemukan bekas peralatan yang biasa
dipergunakan manusia praaksara. Hal ini banyak dijumpai di Medan (Sumatera
Utara) dan di Langsa (Aceh).
d. Alat-alat yang dipergunakan manusia praaksara
Manusia praaksara telah mengenal berbagai bentuk peralatan
sederhana yang dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jenis peralatan
yang ditemukan pasa penemuan fosil manusia Indonesia ada zaman praaskara adalah
beliung persegi dan kapak lonjong yang kedua alat tersebut di buat dari batu.
Persebaran alat-alat manusia praaskara tersebut sekaligus
menujjukan bukti persebaran manusia pada masa praaskara. Bardasarkan
sumber-sumber informasi tersbut di peroleh data mengenenai manusia Indonesia
yang hidup pada msa praaskara.
Adapun berdasarkan hasil
penelitian pakar antropologi dn pakar sejarah, manusia praaskara antara lain.
a. Pithecanthropus Mojokertoensis, merupakan fosil manusia
praaskara yang ditemukan oleh duyfjes dan koeningswald, di perning, mojokerto,
tahun 1936. Fosil tersebut berupa tengkorak anak usia 6 tahun. Berdasarkan
penelitian, fosil tersebut telah berumur 1, 9 juta tahun. Hasil penemuan
tersebut diteliti ulang oleh De Tera dan Movius pada tahun 1938 dan memutuskan
bahwa fosil tersebut merupakan fosil manusia praaksara yang tertua.
b. Meganthropus Paleojavanicus, meupakan hasil penelitian
Von Koenigswald pada tahun 1941, di daerah Sangiran, Surakarta. Fosil tersebut
menunjukkan kerangka tubuh manusia praaksara nerbadan besar tetpi tidak seberap
tinggi (megan berarti besar). Meganthropus Paleojavanicus hidup sezaman dengan
Pithecanthropus Mojokertoensis anmu tingkat kehidupannya lebih rendah (lebih
primitif).
c. Pithecantropus Erectus, fosil manusia purba yg
ditemukan oleh Eugen Dubois, pada tahun 1890 di desa trinil Ngawi Jawa TImur.
Fosil tersebut berbentuk kerangka manusia yang menyerupai kera maka disebut
Pithecantropus Erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak dibandingkan
dengan Pithecantropus Mojokertoensis, bentuk tubuh Pithecantropus Erectus lebih
maju.
d. Homo Soloensis merupakan jenis fosil manusi praaksara
yang ditemukan di lembah sungai Bengawan Solo, oleh Ter Haar dan Ir Oppenoorth
pada tahun 1931 – 1934 di desa Ngandong kabupaten Blora . Setelah diteliti ileh
von koenigswald, fosil tersebut tingkatannya lebih tinggi daripada
Pithecantropus Erectus . mahkluk itu disebut Homo Soloensis, yang berarti
manusia dari Solo.
e. Homo Wajakensis atau Homo Sapiens, merupakan jenis
fosil manusia praaksara yg ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889, di
desa Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Homo Wajakensis berarti manusia dari
Wajak yang tingkatannya lebih tinggi dari Pithecantropus Erectus. Dari antara
fosil-fosil lainnya. Homo Wajakensis merupakan yang termaju dan yang terakhir
Homo Wajakensis termasuk jenis Homo Sapiens, sebagian besar
bertempat tinggal di Indonesia bagian barat, dan sebagian tinggal di wilayah
timur. Yang bermukim di wilayah Indonesia bagian barat termasuk ras Mongoloid,
sub ras Melayu – Indonesia. Sedangkan yang bermukim di wilayah Indonesia bagian
timur termasuk ras Austromelanesoid. Homo Wajakensis mulai tinggal di Indonesia
sejak 40.000 tahun yang lalu, dan sekaligus membuktikan bahwa sekitar 40.000
tahun yang lalu Indonesia telah di didiami oleh manusia sejenis Homo Sapiens.
Adapun hal-hal yang membedakan Pithecantropus Erectus
dengan Homo Sapiens adalah sebagai berikut.
Pithecantropus
memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a. Bentuk fisik dan wajahnya berbeda dengan manusia
sekarang, termasuk tingkat kecerdasannya berbeda jauh.
b. Tingkat kehidupannya masih primitif, mata pencaharian
utamanya adalah berburu dan meramu (memetik buah-buahan di hutan).
c. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan selalu
berpindah-pindah
Manusia yang termasuk Pithecanthropus Erectus adalah
Pithecantropus Mojokertensis dan Meganthropus Paleojavanicus.
Sedangkan
cirri-ciri Homo Sapiens adalah sebagai berikut.
a. Bentuk fisik dan wajahnya mirip manusia sekarang.
Tingkat kecerdasannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus.
b. Tingkat kehidupannya lbih maju dari Pithecantropus
Erectus, dan telah mengenal perladangan dengan sistem lading berpindah.
c. Hidupnya telah menetap dalam waktu agak lama sekitar 2
atau 3 masa panen baru berpindah.
d. Memiliki pralatan terbuat dari batu yang diasah halus,
berbentuk beliung persegi, dan alat pemukul kulit kayu.
e. Hidup disekitar 40.000 tahun yang lalu.
Manusia praaksara yang termasuk Homo Sapiens adalah Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis. Homo Sapiens termasuk nenek moyang yang
menurunkan ras-ras manusia sekarang ini.
0 Comment:
Posting Komentar